Sabtu, 28 Januari 2012

Sholat Di Waktu Kecil

Pentingnya Hafal Bacaan & Gerakan Sholat diwaktu kecil
(Bagian 1)
Oleh : M. Zaelani, S.S
(Kepala Sekolah SDIT Salsabila 2 Klaseman)

“Ayah..... aku ikut ke masjid ya...”suara rengekan Faiz (usia 5 tahun) kepada ayahnya. “Jangan dirumah saja, adik masih kecil, besok saja kalau sudah besar baru boleh ikut ke masjid” jawab ayahnya. Dihari berikutnya, Faiz (anak laki-laki) mengucapkan pertanyaan yang sama, “Ayah mau kemana?”. “Ayah mau sholat ke masjid” jawab ayahnya. “Ayah Aku ikut ya...” tanya Faiz. “tidak boleh, adik masih kecil”, jawab ayahnya. Dihari berikutnya Faiz melontarkan pertanyaan yang sama dan ditanggapi yang sama pula oleh ayanya, yaitu tidak mengizinkannya ikut ke masjid.

Kalimat jawaban yang diucapkan seorang ayah kelihatannya sepele tetapi mempunyai akibat yang besar terhadap perkembangan pola pikir anak dikemudian hari. Karena dengan pertanyaan sama yang selalu diulang dan mendapat respon yang sama (negatif) akan membawa pada pikiran anak menjadi berhenti bertanya yang berakibat pada bentuk perilaku. Maka, jangan salahkan anak jika diusia dewasa menjadi enggan atau bahkan malas ke masjid. Bisa jadi ini adalah satu tanaman yang pernah dilakukan orang tua tanpa disadari. Kita wajib berhati-hati dengan tutur kata terlebih perilaku ibadah.

Anak Usia Antara 4-6 Tahun

Pada periode ini, anak melakukan orientasi pada lingkungan sekitarnya dengan cara mengamati, menanyakan, dan terkadang langsung mencoba. Terkadang orang tua merasa capek menanggapi pertanyaan anaknya, yang menurut orang dewasa hal itu tidak perlu dipertanyakan, tetapi bagi anak itu sangat berharga dan hanya ingin mendapatkan respon positif dari orang dewasa disekitarnya. Oleh karena itu berikanlah pengalaman-pengalaman yang positif yang akan disimpan dalam memori anak untuk perkembangan berikutnya.

Anak Usia Antara 6-7 Tahun

Periode ini, anak perlu mulai diajarkan sholat sebelum dia masuk dalam koridor perintah dan larangan. Anak pada usia ini senang mengikuti tingkah laku orang tuanya, maka sebenarnya sangat mudah untuk menyuruh anak sholat jika tiap hari orang tuanya memberi contoh dan mengajaknya untuk sholat berjama’ah. Maka dari itu, kita harus menjadi panutan yang baik. Buatlah anak kita menyukai kita, niscaya dia pun akan menyukai tingkah laku kita.
Apabila anak melihat ibunya sedang menunaikan sholat, anda akan mendapati anak tersebut mengikuti ibunya. Maka dari itu hendaknya seorang ibu memotivasi anak agar menunaikan sholat.

Oleh karena itu, segala bentuk ibadah pada periode ini kebanyakan masih berada dibawah pengaruh taklid (ikut-ikutan) atau sekedar ingin didukung. Artinya anak sedang mendapatkan dukungan psikis dari orang dewasa, jadi anak pantas mendapatkan penilaian, pujian, dan bukan sebaliknya.
Sebagai contoh, terkadang kita menjumpai sebagian anak berpura-pura sedang menunaikan sholat ketika melihat ayah atau ibunya datang. Sebab anak itu tahu kalau ayah atu ibunya pasti senang melihat anaknya melakukan kebaikan. Dengan demikian orang tua perlu memberikan dukungan moral untuk anak. Jangan berpura-pura tidak tahu menahu tentang itu. Berikanlah sanjungan & pujian kepadanya serta berikan hadiah ataupun cenderamata.

Kaidah Syari’at telah menunjukkan tata cara mengajarkan anak beribadah. Hal ini seperti yang terdapat dalam sebuah hadist Rosulullah SAW. Dari Amru bin Syu’aib, dari ayahnya, dari kakeknya berkata Rosulullah SAW. Bersabda :
“ Perintahkan anak-anak kalian untuk melakukan sholat ketika mereka berumur tujuh tahun. Pukullah mereka (kalau meninggalkan sholat dengan sengaja) ketika berumur sepuluh tahun, dan pisahkanlah tempat tidur mereka...” (H.R Ahmad)

Terkadang orang tua menganggap “tidak masalah” anak usia TK atau SD belum melaksanakan sholat. Rata-rata orang tua mempunyai anggapan hal tersebut biasa pada anak-anak karena belum tahu pentingnya sholat. Hal ini akan menjadi problem besar jika dibiarkan sejak dini tidak terbiasa melaksanakan sholat. Banyak murid-murid tingkat SMP/SMA bahkan Perguruan Tinggi yang beragama muslim tapi tidak melaksanakan sholat dengan tertatur, parahnya lagi “belum” hafal bacaan dan gerakan sholat.

Menjadi keprihatinan besar bagi keluarga muslim, yang anaknya sampai pada usia baligh tapi belum bisa dan belum terbiasa melaksanakan sholat lima waktu. Hal yang pertama kali dipertanyakan adalah adakah orang dewasa dalam lingkungan kesehariannya yang memberi contoh atau mengajarinya? Jika tidak ada, sungguh menjadi tantangan besar dalam menjalani kehidupan berikutnya.

Mengajarkan sholat dengan benar diwaktu kecil sangatlah penting sesuai hadist riwayat Ahmad. Mengajarkan diwaktu kecil walaupun terkesan sulit, tetapi akan diingat dalam waktu lama sebagaimana pepatah “Belajar diwaktu kecil bagaikan mengukir diatas batu”.
* Bersambung Bagian 2

Kamis, 26 Januari 2012

Nonton Kisah "Hafalan Sholat Delisah" di studio 21

"Hafalan Sholat Delisa"
14 Januari 2012 rombongan kelas VI belajar ke studio 21 di Ambarukmo Plaza Amplaz dengan melihat film "Hafalan Sholat Delisa".
Film Religi yang sangat menggugah hati ini mampu membuat sebagian Murid kelas VI SDIT Salsabila trenyuh dan tersentuh hatinya. ajaran berbuat IKHLAS dan belajar khusu' dalam sholat sangat tampak dalam film tersebut.

Guru Pendamping M.Rohmad, Desi Afrianti & Aris Suciati merasakan hal yang berbeda sebelum dan sesudah melihat tayangan film tersebut. para murid menjadi lebih sensitif dan lebih mudah dinasehati kususnya dalam hal pelaksanaan ibadah.

ketika diminta menceritakan hal ihwal pelajaran yang dapat diambil dari film tersebut, para murid dengan semangat langsung menyebutkan satu persatu dengan saling melengkapi. hal yang paling berkesan adalah belajar tentang IHKLAS dan mendasarkan segala sesuatu karena Allah, "Aku sayang ayah dan bunda karena ALLAH" dst.

Selepas menonton para murid berpose sejenak untuk mengenang pembelajaran hari ini tentang ke-IKHLAS-an. mudah-mudahan sangat bermanfaat

Sabtu, 14 Januari 2012

Belajar Aeromodeling

Murid SDIT Salsabila Belajar Aeromodeling

Asyiknya Bermain Roket Air
(SDIT Salsabila 2 Klaseman Belajar Aeromodeling)

Ngaglik- Ratusan murid sekolah unggulan SDIT Salsabila Klaseman Sinduharjo Ngaglik Sleman keasyikan bermain roket air. Pasalnya dihari pertama masuk sekolah pada semester 2 ini, Muhammad Thoha atau yang dikenal sebagai Habibie dari Selokan Mataram ini sengaja berkunjung ke sekolah untuk mengenalkan Aeromodeling pada para murid mulai dari pesawat dari gabus, trio helicopter dan roket air. Sebelum dimulai para murid diberi penjelasan bagaimana cara membuatnya, dari mana bahan-bahannya sampai harganya. Setelah penjelasan barulah dimulai demonstrasi menerbangkan pesawat dari gabus hasil karya Habibie dari selokan mataram ini. Sembari menerbangkan, Thoha menceritakan bahwa hasil karya nya ini sering mengambil gambar dari udara berupa video ataupun foto. Diantaranya gambar waktu erupsi merapi, aliran lahar dingin dan saat ini baru mengambil gambar di perkebunan tebu seluas kira-kira 23.000 ha di daerah Sumatra.
Yang paling seru adalah dan dapat dipraktekan adalah bermain roket air. Satu per satu murid mencoba menerbangkan roket air dengan bimbingan dari Toha.
Kepala Sekolah SDIT Salsabila 2 Klaseman M. Zaelani, S.S mengatakan tujuan kegiatan ini adalah untuk mengenalkan pada murid tentang dunia aeromodeling, dengan harapan dimasa yang akan datang akan muncul Habibie-Habibie baru yang dapat membuat pesawat untuk Negara Indonesia tercinta. Setidaknya pernah terbesit dalam fikiran anak-anak bahwa membuat pesawat itu tidak sulit asal tahu ilmunya, dengan kegaiatan diharapkan para murid lebih semangat dalam belajar untuk menatap masa depan. tambah Zaelani.

MENGENAL LEBIH DEKAT

PROFIL SEKOLAH

Sejarah Berdiri dan Proses Perkembangannya

Sekolah Unggulan Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Salsabila Klaseman awal berdirinya sekolah ini terletak di lantai II Masjid Roudhatun Na’im Klaseman RT 06/ 38 Ngabean, Sinduharjo, Ngaglik, Sleman Yogyakarta dikarenakan belum mempunyai gedung sendiri. Seiring berjalannya waktu kemudian berpindah ke lokasi tanah milik keluarga bapak drh Partiman Achmad (Alm.) yaitu 400 M timur masjid.

SDIT Salsabila Klaseman berdiri sejak tanggal 1 juli tahun 2004 berawal dari sebuah gagasan untuk mencetak generasi penerus yang lebih baik dan untuk mencetak pemimpin muslim sejati yang Cakap, cendekia dan berakhlaq mulia.

Pada tanggal 1 Desember 2006 Dinas Dikpora Kabupaten Sleman memberikan ijin operasional sekolah unggulan ini dengan nomor: 1020 4021 3999. Adapun penanggung jawab dari terwujudnya penyelenggaraan proyek umat dengan pendirian SDIT Salsabila Klaseman ini adalah para aktivis devisi LPI ( Lembaga Pendidikan Islam) Yayasan Pusat Dakwah dan Pendidikan SPA ( Silaturahmi Pecinta Anak-anak) yang di pimpin oleh RUA Zainal Fanani, M.Prac beserta para tokoh pendidikan dan masyarakat sekitar diantaranya beliau Prof. Dr. Husein Haikal, Prof. Drs. Dochak Latief, Prof. Dr. Indarto, DEA, Dr. Arief Rahman Hakim, SE, S.Sos, keluarga bapak drh. Partiman Achmad (alm). Serta di dukung oleh NH. Bambang Bimo Suryono, S.Ag (Kak Bimo, Pendongeng Nasional dan juara I pelopor pemuda Tk Nasional), Saryo, S.Ag ( Kepala SDIT Hidayatullah Balong), Wuntat wawan Sembodo, S.Ag ( Kepala SDIT Salsabila Prambanan), Setyoadi Purwanto, S.Pd (Konsultan SDIT Birul Walidain Sragen), Surtillah (Kepala TK Budi Mulia Banteng Baru) dan Slamet Widodo (Guru TK Budi Mulia Banteng Baru).

Dalam sejarah berdirinya, SDIT Salsabila Klaseman tidak langsung memiliki tempat belajar yang kondusif. Awalnya SDIT Salsabila Klaseman bermodalkan 15 siswa putra/i pada angkatan pertama dengan ruang belajar di lantai 2 Masjid Roudhotun Na’im Klaseman Sinduharjo Ngaglik Sleman dengan tiga guru M. Rohmad.S.Sos.I, Agus Salim, S.Ag dan Ida Zulfiah, S.Pd.I.

Sedangkan pada 6 tahun terakhir ini yaitu tahun 2005 mendapatkan 24 siswa, tahun 2006 mendapatkan 25 siswa, tahun 2007 mendapatkan 29 siswa, tahun 2008 mendapatkan 20 siswa, tahun 2009 mendapatkan 34 siswa, tahun 2010 mendapatkan 35 siswa. Melihat perkembangan siswa tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin hari SDIT Salsabila Klaseman semakin mendapat kepercayaaaan dari masyarakat sekitar. Berkat perjuangan dan kerja keras dari semua pihak, alhamdulillah dapat mengantarkan Lulusan I (Pertama) tahun 2009/2010 dengan hasil yang sangat memuaskan dengan peringkat ke-4 se kec. Ngaglik. Dalam usianya ke tujuh tahun ini SDIT Salsabila Klaseman telah mengalami pergantian Kepala Sekolah sebanyak 3 kali yaitu:

1. Tahun 2004 - 2005 dipimpin oleh Bp. Bambang Bimo Suryono, S.Ag (Kak Bimo)

2. Tahun 2005 - 2010 dipimpin oleh Bp.M.Rohmad, S.Sos.I

3. Tahun 2010 - sekarang dipimpin oleh Bp. Nazhif Masykur, S.Fil.I

Dasar dan Tujuan Pendidikan SDIT Salsabila Klaseman

1. Visi Sekolah

Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Salsabila Klaseman mempunyai 2 visi yaitu visi kelembagaan dan visi kependidikan.

a. Visi Kelembagaan

” Terwujudnya SDIT Salsabila Klaseman Menjadi Sekolah yang Unggul, Terdepan dan Islami”.

b. Visi Kependidikan

Terwujudnya pribadi muslim yang Cakap, Cendekia dan Berakhlaq Mulia”

2. Misi Sekolah

a. Meningkatkan pola pendidikan yang Unggul dalam Keilmuan dan Pengalaman, Terdepan dalam Perjuangan, Islami dalam Akhlaqul Karimah

b. Meningkatkan potensi intelektual siswa sehingga mampu mengikuti laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan tetap berpegang teguh pada prinsip- prinsip ajaran Islam.

c. Membangkitkan potensi kemandirian siswa dengan mengembangkan

d. dasar-dasar kecakapan hidup, kewirausahaan dan etos kerja

e. Menanamkan kedisiplinan dalam segala aspek kehidupan.[1]

3. Tujuan Sekolah

a. Mengamalkan nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan sehari-hari.

b. Meletakkan dasar-dasar kemandirian hidup

c. Mewujudkan lembaga Pendidikan Islam dengan mengedepankan kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual.

d. Membentuk kader-kader agama dan bangsa yang mantap aqidahnya, cerdas fikirnya, mulia akhlaqnya, sehat badanya, cekatan etos kerjanya, serta tinggi kepedulian sosialnya.

4. Program Sekolah

a. Memaksimalkan sistem pembelajaran dan pengamalan beragama.

b. Melaksanakan kegiatan ektrakurikuler yang sesuai dengan bakat dan minat siswa.

c. Pelaksanaan terhadap tata tertib sekolah dan pembiasaan anak hidup mandiri.

d. Melaksanakan peringatan hari besar agama dan nasional

e. Membiasakan anak bersikap dan berprilaku sesuai dengan agama dan sosial

Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa

1. Keadaan Guru dan Karyawan

Data guru SDIT Salsabila Klaseman periode 2009/2010

NO

NAMA

STATUS

PENDIDIKAN

1.

Nazhif Masykur, S.Fil.I

Kepala Sekolah

S-1

2.

M. Rohmad, S.Sos.I

NIK.04999001

GTY

S-1

3.

Jeni Hetita T.S

NIK.04999002

Staf/TU

SLTA

4.

Maryam, S.H.I

NIK.05999003

GTY

S-1

5.

Desi Afrianti, S.P, M.P

NIK.06999004

GTY

S-2

6.

Rini Widyastuti, S.Pd.I

NIK.06999005

GTT

S-1

7.

M. Zaelani S.S

NIK.07999006

GTY

S-1

8.

Midarno, S.Pd.I

NIK.07999007

GTY

S-1

9.

Faridzzaman, S.Th.I

NIK.08999008

GTY

S-1

10.

Kustriyanto, S.Sos

NIK.08999010

GTT

S-1

11.

Siti Solikhah, Amd

NIK.08999011

GTT

D III

12.

Miftahul Huda

NIK.08999012

GTT

SLTA

(Kuliah S-1)

13.

M. Mohtadin

NIK.09999013

GTT

S-1

14.

Ahmad Syafii, S.Pd.I

NIK.0999915

GTY

S-1

15.

Pratiwi, S.Gz

NIK.09999016

GTT

S-1

16.

Nanang Beni, Amd

NIK.09999017

GTT

D III

(Kuliah S-1)

17.

Linda Lestari, S.S

NIK.09999018

GTT

S-1

18.

Indarti,S.Pd

GTY

S-1

2. Keadaan Siswa

Data siswa SDIT Salsabila Klaseman Yogyakarta per Januari 2010/2011

No

Kelas

Jumlah siswa

Jumlah

Putra

Putri

1.

Kelas I

16

18

34

2.

Kelas II

19

13

32

3.

Kelas III

15

6

21

4.

Kelas IV

14

15

29

5.

Kelas V

14

12

26

6.

Kelas VI

11

15

26

Jumlah Siswa

89

79

168

Tabel diatas menunjukkan bahwa SDIT Salsabila Klaseman Yogyakarta semakin hari semakin mendapat perhatian dari masyarakat ternyata siswanya telah berdatangan dari berbagai desa. Hal ini menunjukkan adanya hal-hal yang menarik di SDIT Salsabila Klaseman Yogyakarta.

Sarana dan Prasarana

Sarana yang telah dimiliki SDIT Salsabila Klaseman Yogyakarta mungkin belum mencukupi apa yang dibutuhkan secara maksimal, mengingat daya dan dananya belum mengizinkan. (dalam Proses Pengembangan). Adapun sarana dan fasilitas yang ada adalah sebagai berikut:

1. Unit I berlantai 1 dengan rincian:

a. 6 Ruang belajar

b. 1 Ruang Kantor

c. 1 Ruang UKS ( Unit Kesehatan Sekolah )

d. 2 Ruang Kamar Mandi

e. 1 Ruang Dapur

f. 1 Ruang Komputer

g. 1 Ruang peralatan drum band dan olah raga

2. I Unit sound sistem

3. Peralatan drum band

4. Peralatan olah raga dan silat

G. Kegiatan Siswa

Untuk menciptakan lingkungan belajar yang dinamis, SDIT Salsabila Klaseman Yogyakarta merangkai tiga kegiatan yaitu kegiatan formal, kegiatan ekstrakurikuler dan kegiatan vocasional intra. Kegiatan formal adalah kegiatan yang diadakan di dalam kelas yang berupa proses pembelajaran atau interaksi antara guru dan anak didik di dalam kelas, dan sistem pengaturanya diatur dengan serangkaian kurikulum yang sistematis dan teratur.

Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang diadakan di luar kelas misalnya: Tari, pramuka, dongeng, drum band, qiroah, nasyid, rebana, pencak silat dan kaligrafi. Sedangkan sistem pengaturanya dikoordinir oleh bagian kesiswaan dan kegiatan ekstra. Kegiatan rutin yang dilakukan satu bulan sekali adalan Life Skill, Out Bond Kisd dan renang.

Kegiatan vocasional intra yaitu: Tadarus dan hifdzul Qur’an, jama’ah shalat dhuha, jama’ah shalat dhuhur, jama’ah shalat jum’at, senam kesegaran jasmani, gerakan infak kelas dan upacara bendera setiap hari senin.

Data penanggung jawab ekstrakurikuler SDIT Salsabila Klaseman

NO

Nama

Penugasan Membimbing

Hari

1.

M. Rohmad, S.Sos.I

Membimbing Siswa

Senin

2.

Jeni Hetita T.S

Renang

Kamis minggu ke 4

3.

Desi Afrianti, S.P,M.P

Tari

Rabu

4.

M. Zaelani, S.Sos.I

Nasyid dan Pramuka

Selasa dan Jum’at

5.

M. Mohtadin

Silat dan karawitan

Rabu dan kamis

6.

Ahmad Syafii, S.Pd.I

Rebana dan kaligrafi

Rabu dan Selasa

7.

Pratiwi, S.P.Gz

Out bond dan life skill

Kamis minggu ke 2

8.

Nanang Beni, Amd

Drum band dan dongeng

Kamis dan Selasa